--> KMPL Suralaya

.

Selamat datang di website KMPL Suralaya * Kelompok Masyarakat Pencinta Lingkungan *KMPL Suralaya, Kelurahan Suralaya dan PT. Indonesia Power UBP. Suralaya tanam 5000 bibit sengon * Yuk, selamatkan bumi kita sekarang juga demi kepentingan kita semua dan anak cucu kita kelak. Jadikan hari esok lebih baik * Tanamlah pohon mulai sekarang! * Bila menebang 1(satu) pohon, maka gantilah dengan menanam 5(lima) bibit pohon * manfaatkan tanah kosong dengan tanaman produktif *

26/09/12

Pantai Kelapa Tujuh Dikelola LSM

PULOMERAK – Sejak dua bulan lalu pengelolaan Pantai Kelapa Tujuh di Kelurahan Suralaya, Ke­camatan Pulomerak, dialihkan dari Karang Taruna Su­ralaya kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Masyarakat Pecinta Lingkungan (FMPL). Pengalihan itu diduga karena pengurus Ka­rang Taruna Suralaya kurang aktif mengelola pan­tai milik PT Indonesia Power tersebut.
Ketua LSM FMPL Arif Rahman membenarkan bahwa sudah mengambil alih pengelolaan Pantai Kelapa Tujuh. Menurutnya, yang memberikan kuasa pengelolaan itu adalah Lurah Suralaya Eman Sulaeman. “Sebenarnya kita bu­kan mengambil alih, tapi diberikan mandat oleh Pak Lurah untuk mengelola pantai. Selain itu, kami sebagai bagian dari warga Suralaya juga me­rasa terpanggil untuk mengelola pantai itu lebih profesional,” kata Arif, Minggu (16/10).
Menurutnya, LSM FMPL adalah lembaga ke­masyarakatan yang bergerak dalam bidang pe­lestarian lingkungan. Arif menyatakan, LSM yang ia pimpin tidak hanya mengurus pantai. Lebih dari itu, pihaknya juga kon­sen terhadap peng­hi­jauan ling­kungan dan pegunungan di Suralaya. “Kami berdiri sebelum diberikan kuasa mengelola pantai, sebelumnya kami sudah sering bekerja sama dengan perusahaan dalam menyalurkan dan menanam pohon di pegunungan Suralaya,” ungkapnya.
Arif meyakini, lem­baga­nya mampu mengelola Pantai Kelapa Tujuh menjadi lebih profesional. Dalam dua bulan pertama, Arif mengaku sudah menggelar pertemuan dengan konsultan dari Universitas Mathlaul Anwar Pandeglang untuk mengembangkan pantai tersebut. “Ke depan kita akan memagari pantai agar terpisah dengan kompleks perumahan milik karyawan, selain itu juga sudah ada investor yang akan melengkapi pantai dengan fasilitas permainan anak,” katanya.
Mantan Ketua Karang Taruna Suralaya Mahfud saat dikonfirmasi membenarkan jika Pantai seluas dua hektare itu sudah diambil alih pengelolaannya dari Karang Taruna ke LSM FMPL. Meski demikian, ia menampik tuduhan bahwa diambil alihnya pengelolaan pantai itu dikarenakan kurang aktifnya Karang Taruna. “Bukan karena kita tidak aktif, tapi di Karang Taruna sedang ada kekosongan kepengurusan karena pengurus lama sudah habis periode kepengurusannya,” ungkapnya.
Mahfud tidak mempermasalahkan pengambilalihan pengelolaan pantai itu asalkan pengurus baru benar-benar profesional. Kata dia, jika diurus secara profesional, pantai tersebut menjanjikan bagi warga Suralaya karena tingkat kunjungannya yang tinggi saat musim liburan. “Kalau lagi liburan bisa sampai 10 ribu pengunjung per hari, tapi kalau hari biasa yang ramai hanya saat akhir pekan,” katanya. (ibm/lse/zen) 
Sumber: http://www.radarbanten.com

24/08/12

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1433H

"Takabalallahu minna waminkum " MINAL AIDIN WAL FAIDZIN. mohon maaf lahir dan bathin.

01/09/11

Kesegaran di Pantai Cilegon

Pengunjung menikmati kesegaran air di Pantai Kelapa Tujuh,
salah satu obyek wisata di Kota Cilegon, Banten, Kamis (19/5/2011). 
Pantai yang berada di pesisir ujung barat daya Banten ini
banyak didatangi pengunjung, terutama saat liburan.


MENDENGAR kata Cilegon, gambaran pertama yang melekat di benak adalah kota dengan jajaran pabrik petrokimia maupun baja berikut kepulan asap dari cerobongnya. Namun, kota yang berada di ujung barat daya Provinsi Banten ini punya kawasan wisata yang kerap didatangi warganya saat libur.
Cara terpraktis bagi pelancong yang lewat Tol Jakarta-Merak untuk memasuki kota ini, keluar melalui Gerbang Tol Cilegon Timur atau Gerbang Tol Cilegon Barat. Begitu memasuki Kota Cilegon, tinggal memilih destinasi yang hendak kita tuju.
Ingin berjalan-jalan dulu di seputaran kawasan kota? Tak ada salahnya menjajal Krakatau Jungle Park (KJP), sebuah taman yang ditumbuhi rimbun pepohonan besar dan dilengkapi berbagai wahana permainan.
Begitu keluar dari Pintu Tol Cilegon Timur, pengunjung segeralah berbelok ke kanan menyusuri jalan protokol Kota Cilegon. Begitu tiba di simpangan, ambillah jalur yang mengarah ke Merak.
Sejurus kemudian, kita akan sampai ke perempatan. Arahkan kendaraan ke kanan menyusuri Jalan Yasin Beji. Hanya berjarak sekitar 500 meter dari perempatan itu sampailah kita ke KJP.
Apabila keluar dari Gerbang Tol Cilegon Barat, pengunjung tinggal berbelok kiri menyusuri Jalan Merak-Cilegon sebelum kemudian tiba di pertigaan yang salah satunya merupakan Jalan Yasin Beji, lokasi terhamparnya KJP.
Rimbun pepohonan tinggi menghijau dengan tajuknya yang lebar menjamin pengunjung tidak akan kegerahan berada di sini. Aneka permainan ketangkasan maupun yang bersifat hiburan dapat ditemui di tempat wisata ini.
Penyuka kegiatan yang memacu adrenalin dapat mencoba flying fox, meluncur dari menara setinggi 10 meter menyeberangi danau mungil tempat pengunjung lainnya mengayuh pedal sepeda air.
Pada permainan burma cross, pengunjung diajak meniti jembatan yang pijakannya berupa bilah kayu yang bergantung pada tali-temali. Di luar permainan-permainan itu, masih ada pula beragam permainan lain seperti memasuki bola apung di kolam dan meniti jembatan berupa jaring-jaring tali.
”Pada hari biasa, pengunjung yang datang berkisar puluhan hingga ratusan orang, tetapi saat liburan lebih dari 1.000 orang yang datang,” kata Bachtiar, petugas KJP yang ditemui saat memandu serombongan siswa yang berkunjung ke KJP, Senin (16/5/2011) awal pekan ini.
Di sela-sela keriuhan pengunjung menikmati ragam permainan, kerap terlihat pula beberapa orang yang memanfaatkan waktu dengan memancing di danau mini. Danau berair hijau lumut tersebut tersambung langsung dengan sungai yang gemericik airnya terdengar.
Pantai
Anda mau menikmati kawasan pantai dengan panorama paduan suasana alam dan hiruk-pikuk kegiatan pelabuhan?
Kota Cilegon juga memiliki dua kawasan wisata pantai, yakni Pulorida dan Kelapa Tujuh.
Lokasi kedua pantai tersebut berada di pesisir Selat Sunda sisi barat daya Banten, dekat perbatasan dengan Kabupaten Serang. Pulorida dan Kelapa Tujuh memiliki kekhasan dibanding pantai alami lainnya di Banten.
Kedua pantai itu berada di pertengahan antara Pelabuhan Merak dan PLTU Suralaya. Alhasil, selain hamparan pasir yang lembut dengan ombaknya yang tenang, pengunjung Pulorida dapat menyaksikan kapal tunda maupun tongkang batubara yang berlayar di perairan lepas pantai.
Kepulan asap dari enam cerobong raksasa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menjulang ratusan meter di perbukitan Suralaya menjadi latar belakang Pantai Pulorida.
Seandainya ditambahkan cerita kepada anak-anak bahwa di PLTU itulah bergantung aliran listrik bagi Jawa dan Bali, pengalaman berwisata di Pulorida sekaligus memberi tambahan wawasan bagi mereka.
Anak-anak dapat melihat fasilitas pusat pembangkit yang telah menjadikan lampu di kamar rumah mereka menyala setiap hari.
Kerindangan pepohonan yang dijumpai di Pulorida maupun Kelapa Tujuh memberi keleluasaan pengunjung bersantai sembari menggelar tikar dan menikmati kudapan.
Ada pula warga yang berprofesi menyewakan pelampung bagi mereka yang hendak berenang di perairan.
Sayangnya, ruas jalan menuju Pulorida dan Kelapa Tujuh ini rusak di beberapa titik sehingga pengunjung harus waspada ketika sesekali bertemu dengan jalan yang berlubang dan bergelombang.
”Kalau saja jalan itu diperbaiki, tentu makin banyak yang tertarik datang ke sini,” kata Adi, seorang pengunjung, Kamis (19/5/2011).
Kondisi jalan makin menyenangkan ketika sejak sebulan terakhir pengunjung Pulorida maupun Kelapa Tujuh tidak perlu khawatir terjebak kemacetan di depan pelabuhan Merak. Pasalnya, jalan layang tersebut sudah digunakan dan mampu mencegah kemacetan akibat pertemuan arus kendaraan dari arah Tol Merak, Pelabuhan Merak, maupun arah Pulorida.
Posisi Pulorida yang dekat Pelabuhan Merak menjadikan pengunjung Pulorida dan Kelapa Tujuh yang datang bersama keluarga dapat sekaligus mengajak anak-anaknya melihat langsung hiruk-pikuk lalu lintas penyeberangan antarpulau itu.
Bagi anak-anak yang setiap hari bertemu dengan kendaraan darat seperti mobil, bus, atau kereta, kegiatan mengamati kapal feri yang ukurannya hampir sepertiga lapangan sepak bola jelas akan memberi sensasi dan kenangan tersendiri.
Bukankah salah satu tujuan berwisata adalah menyimpan kenangan mengesankan di ingatan kita? Tertarik, jangan ragu mencoba ke sana. (C Anto Saptowalyono)

Sumber:http://travel.kompas.com